Part 118. Pengharapan

1901 Kata

Mekka melirik wanita yang duduk di seberang meja, bersebelahan dengan pegawai sang Papa yang sudah seperti keluarga di rumahnya. Mereka sedang makan malam bersama. Sang Mama yang mengundang pria itu, bersama wanita yang bernama Gea. Semua kepala menoleh, saat mendengar suara denting sendok beradu dengan piring—yang cukup keras. Sementara sang pelaku, kini sudah mendorong ke belakang kursi yang ia tempati, lalu beranjak berdiri. “Aku sudah kenyang.” Januari yang duduk tepat di depan Mekka. Terpisah meja makan yang cukup besar, mengernyit. Pria itu kemudian memutar kepala ke arah tuan dan nyonya rumah. Yang terlihat sedang saling membalas tatap. “Maaf, silahkan lanjutkan makan kalian.” Sang nyonya rumah beranjak, lalu meninggalkan meja makan. Berderap menyusul sang putri yang sudah lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN