“Makanan di sini enak-enak. Pantesan Om Janu jatuh cintanya sama Kak Gea…” Mekka kembali menyuap. Gadis itu tidak mengangkat kepala. Hanya fokus dengan isi piringnya. Gea terkekeh. “Begitu, ya???” Lalu wanita itu mengerling ke arah pria yang masih duduk di seberangnya. Gea mendesah. “Tapi dia tidak pernah memuji masakanku.” Gea mengeluh, sembari menatap sang tunangan, yang hanya menggeleng, seolah tidak terima dengan apa yang ia katakan. “Aku saja pengin pinter masak, biar besok bisa bahagiain suami Mekka.” Gadis itu sudah memutar kepala, menatap ke arah Gea yang terperangah. Sementara suara batuk kecil terdengar. Janu tersedak. Apa itu tadi?? “Kamu masih kecil… jangan bicara soal suami.” Mekka mencebik. “Memangnya kenapa, kalau Mekka mau nikah muda???” gadis itu menantang tatapan Janu