Bonus EP 27

1857 Kata

Janu melepas kaca mata, meletakkan alat bantu melihat tersebut ke samping laptop yang masih terbuka, dan menyala. Sebelah tangannya terangkat—memijit pangkal hidung. Matanya perih. Entah sudah berapa jam, dia berada di depan layar yang menyala. Pria itu menggerakkan lehernya yang terasa kaku. Menghembuskan nafasnya perlahan, kemudian membawa punggungnya bersandar. Hela nafas kasar, keluar dari sela bibir pria itu yang sedikit terbuka. Lelah. Jujur, tubuhnya sudah lelah, hanya saja, Janu tidak punya cara lain untuk bisa mengalihkan pikiran dari seseorang yang masih ada di rumah sakit—meskipun, ia tahu kondisi gadis itu sudah lebih baik, tapi tetap saja—pikirannya tidak bisa tenang, saat ia sendiri tidak melihat secara langsung. Suara ponsel, nada notifikasi masuk—masih tidak membuat tubuh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN