Part 122. Kekesalan Mekka

1945 Kata

Januari membawa Mekkaela ke sebuah Kafe yang belum lama di buka, saat gadis itu meminta traktiran makan siang sepulang sekolah. “Ayo turun,” pinta Janu, setelah memarkirkan mobilnya. Sementara yang diminta turun, masih sibuk memperhatikan sekitarnya. “Ini baru ya, Bang??” tanya Mekka, sembari mencoba melepaskan sabuk pengaman. “Kok susah sih??” keluh Mekka, ketika tidak berhasil melepas dalam sekali tekan. Janu yang sudah membuka sabuk pengamannya--menoleh. Mengernyit sebentar, sebelum kemudian tangannya reflek meraih sabuk pengaman yang masih membelit tubuh Mekka, lalu melepasnya. Sepasang mata pria itu mengerjap, ketika mengangkat wajah, dan bertemu tatap dengan sepasang mata dengan binar ceria, yang selalu saja membuat dadanya berdesir. Janu buru-buru mengalihkan tatapan, sementara s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN