Bonus EP 19

1918 Kata

Janu langsung menarik kursi di samping Rayyan. Mendudukinya, kemudian mengedarkan mata. Tangan kanan pria itu tak lama terangkat, sebelum kemudian membawa fokusnya ke depan. Tiga orang yang sebelumnya sudah mengisi meja persegi tersebut, masih diam—menatapnya. “Sendirian??” tanya Naya, setelah menoleh ke arah pintu masuk, dan tidak menemukan Gea bersama Janu. Janu menjawab dengan gumaman, serta anggukan kepala. Pria itu kemudian menjeda, saat seorang pelayan datang menghampirinya. Memesan satu latte, lalu mengucap terima kasih. Di seberang meja, Mekka memberengut. Baru juga dia bisa bebas dari pria menyebalkan ini. Kenapa tiba-tiba dia sudah ada di depannya lagi??? Arrggg… Mekka rasanya ingin mengacak rambutnya. Tapi sayang, dia baru saja creambath. Rambut pria tua bodoh itu saja yang d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN