"Joy, jadi berangkat sekarang?" tanya Anita yang baru selesai berkemas. Joy sendiri duduk menunggu di sebuah kursi menatap layar ponsel yang mati. Pikirannya bukan tertuju pada Levin ataupun ibunya, tapi pada apa yang diucapkan Daffin tadi. Menurutnya gangguan yang diderita dokter itu cukup serius sampai membuat percaya dirinya runtuh. Padahal dengan status sebagai seorang dokter dan penampilan menawan seperti itu mana ada wanita yang akan menolak? Tapi nyatanya Daffin tak menginginkan wanita. Tak ada respons. Anita melihat Joy sedang melamun, entah apa yang dipikirkan temannya itu saat ini. Dia sampai menepuk bahu Joy. "Anita, ada apa?" Joy tersentak lalu menoleh ke arah Anita yang berdiri di sampingnya. "Aku yang harusnya bertanya begitu padamu. Ada apa? Kamu sedang memikirkan siapa