POV Nana dan Cinta Nana terkesiap bangun saat mendengar dering HP. Nama ‘Deni’ tampak di layar. Ia mengangkatnya sambil beranjak bangun. Matanya yang masih sangat mengantuk melebar saat menatap jarum jam. Pukul 11.00. Ia tepuk jidatnya cukup keras. Ia kan ada janji mau makan bersama dengan Yoga dan Deni di kebun. “Maaf aku ketiduran,” katanya sambil menempelkan HP ke telinga. “Berarti benar, kamu sengaja menghindariku!” Nana terlonjak mendengar suara tampak kesal itu. Ditatapnya layar HP. Benar, nomer Deni. Ia menepuk jidat teringat keduanya memang sama-sama bekerja padanya. “Aku gak menghindar,” katanya setelah mengendalikan degup jantungnya yang sangat keras. “Aku ketiduran,” lanjutnya. Terdengar helaan napas. Lalu, “Kalau begitu, cepat ke sini!” “Iya, aku akan segera ke sana,” sa