"Jadi, kamu benar mau nikah sama Mas Yoga?” tanya Tika, gadis itu menimbang bawang putih dengan tatapan tertuju ke arah Nana yang mengangguk dengan mata berbinar. Pasar Wonosari sangat ramai. Sesekali Nana tersenyum pada tetangganya yang juga berbelanja pada Tika. “Selamat, yaa? Akhirnya kamu yang dapetin dia. Lelaki itu begitu dingin. Aku coba dekatin dia tapi tetap saja dingin. Dan jutek.” Aku Tika dengan wajah tersipu. Nana tertawa kecil mengingat sikap Yoga selama ini. “Sekarang pun, dia masih jutek, kok.” “Benarkah?” ganti Tika yang tertawa. “Semoga kalian bahagia.” Nana mengangguk dan mengucap terima kasih. “Ya sudah aku ke sana beli tahu dulu.” “Hati-hati.” “Kenapa?” “Jangan sampai kena begal.” “Tentu aku akan hati-hati.” Lagian, ia tak ke Selamat Datang yang banyak tanam