Berduaan

1335 Kata

Altha tidak menjawab, hanya menatap Mazida sambil tersenyum. “Ah, iya pacar,” goda Mazida lagi. “Sok tahu kamu.” Mereka kembali membelah jalanan kota sambil diselingi obrolan ringan sampai akhirnya tiba di kontrakan. Mazida langsung berlari keluar. “Mas, makasih. Sorry aku duluan! Udah kebelet!” Altha tertawa kecil. “Hal sereceh ini yang membuat gue bahagia.” Pria itu turun, lalu meletakkan makanan Mazida di kursi teras. [Sarapanmu saya taruh di teras. Jangan lupa dimakan, lalu minum obat.] Pesan pertama dikirim Altha untuk Mazida. Ia kembali senyum-senyum tidak jelas. Saat berangkat ke kantor, Altha pun mengantar Mazida sesuai janjinya. Sungguh, bibir pria itu selalu melengkung. Senyum itu langgeng sampai tiba di kantor. “Kayaknya ada yang sedang bahagia,” sindir Arman. “Ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN