Mazida menunduk. Ia merasa akan disudutkan banyak orang nantinya. Tidak apa, ia akan menghadapinya. “Kita tunggu Altha dan papanya datang. Akan kita akhiri semuanya hari ini juga,” tandas Novina. Beberapa saat kemudian, suara azan di ponsel Mazida terdengar, membuyarkan momen canggung di antara mereka. “Nyonya, saya izin ke kamar mandi dulu,” pamit Mazida setelah lama hening. “Jangan bilang mau kabur kamu?” Mazida menggeleng. “Tidak akan. Saya tidak akan kabur dari sini.” “Awas saja kalau berani kabur sebelum Altha menceraikanmu.” Mazida hanya tersenyum. Ia lalu berdiri dan keluar dari private room. Wanita itu bertanya pada pegawai restoran, mencari tempat ibadah. Tidak mungkin restoran sebesar dan semewah ini tidak ada musalanya. Ternyata ada. Mazida bergegas ke toilet dulu. Di d

