“Eh eh. Apa ini maksudnya? Zi, kamu ngomong apa? Jangan ngelunjak sama orang tua!” tekan Anisa. “Bunda mintalah penjelasan sendiri pada wanita ini. Itu pun kalau dia nggak lupa siapa aku.” Mazida mendongak, menahan agar air matanya tidak menetes. Ketika melihat wanita yang bersama Dipta ini, Mazida seperti tidak asing. Meskipun sudah puluhan tahu tidak bertemu, ia tetap ingat seperti apa wajah wanita yang melahirkannya, lalu pergi begitu saja saat dirinya masih kecil. Setelah melihat foto keluarga, satu-satunya kenang-kenangan bersama sang ibu, Mazida kian yakin. Foto itu dulunya sudah dibuang oleh Zamroji. Mazida menemukannya di tempat sampah saat akan dibuang. Namun, Mazida diam-diam mengambil dan menyimpannya sampai sekarang. Foto itu terselip dalam buku diary yang juga jarang disen

