Mazida memicing. Bagaimana Bagas tahu kalau itu dirinya? Ia pun berusaha menguasai diri. “Maaf, Anda salah orang.” Mazida membuka tas, lalu mengambil dompet dan mengeluarkan uang. Ia lantas membayarkannya pada kasir. “Kembaliannya buat kotak amal saja, Kak.” Setelahnya, wanita itu berderap meninggalkan Bagas yang masih mematung sambil menatap, mengiringi kepergiannya. “Kita kenal nggak setahun dua tahun, Zi. Tapi lama. Aku tahu itu kamu.” Bagas membatin, lalu membayar apa yang dibelinya. Pria itu membeli vitamin tambah darah untuk Risa, istrinya. Tiba di mobil, Mazida langsung membuka pintunya dan masuk. Tidak lupa ia memasukkan apa yang dibelinya dalam tas agar tidak ketahuan Altha. Ia lalu melepas maskernya. “Di dalam tadi ada Mas Bagas.” “Serius, Sayang? Kapan masuknya? Kok aku n

