Mazida terbangun saat alarm di ponselnya menjerit. Ia membuka mata dengan malas, lalu mengelus ranjang di sampingnya. Kosong dan dingin, sama seperti saat terakhir sebelum ia tertidur. Wanita itu mendes*h. “Gue yang kurang waras, berharap hal yang nggak mungkin. Ck! Maas, kangen!” Mazida lantas turun dari ranjang dengan malas sambil menguap. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai salat Subuh, Mazida baru menyalakan data seluler di ponsel. Banyak sekali pesan dan panggilan tidak terjawab dari Altha. [Zi, kenapa nggak aktif?] [Sayang, kamu marah?] [Aku khawatir sama kamu. Kamu di apartemen kan?] Juga banyak lagi pesan bernada serupa. [Semalam aku capek banget. Sampai apartemen langsung tidur. Maaf.] Mazida membalasnya. Wanita itu baru akan melepas mukena saat sang su

