“Nggak usah, habis ambil berkas pekerjaan, pulang lagi, kok. Mas Altha kan juga mau kerja,” tolak Mazida. Wanita itu mulai menaiki kendaraan roda duanya. Altha mendekat. Pria yang juga akan berangkat ke kantor itu memegang spion sepeda motor Mazida. “Diantar pakai sepeda motormu, apa mobil saya?” “Mas, jangan mempersulit diri. Kita sama-sama sibuk. Saya bisa berangkat sendiri. Nanti Mas dimarahi bosnya, lho.” “Nggak akan. Masukkan motornya, kita pergi naik mobil saja.” Altha mendorong mundur sepeda motor dengan Mazida masih duduk di atasnya. “Mas Altha! Ya Allah!” pekik Mazida sambil tergelak. “Turun makanya.” Mazida berdecak. Ia pun turun. Sepeda motornya dimasukkan oleh Altha. “Kunci pintunya, tunggu saya di mobil. Sekalian saya mau siap-siap dulu.” Pria itu lantas melenggang ke

