Niat hati ingin menggoda, malah hati Altha yang membara. Pria itu mendekat, menciumi bibir dan pipi istrinya bertubi-tubi. Mazida tergelak. Ia tahu niat Altha hanya ingin membuat sensasi saja. Untuk itulah sengaja diladeni. Mimpi tentang Bagas pun sebenarnya hanya kebohongan semata. “Kenapa malah memimpikan orang lain, bukan suami sendiri?” Pria itu kembali menyerang istrinya. “Ya, kan suami tiap hari ketemu, kalo dia kan enggak,” jawab Mazida dengan masih tertawa. “Apa itu artinya dia masih cinta sama aku? Atau sebenernya kami jodoh yang ....” Kecupan Altha mendarat sekilas di bibir istrinya. “Nggak! Kamu bilang kalo kalian jodoh yang tertunda? Enak saja. Nggak boleh ada yang memilikimu, nggak boleh ada yang mencintaimu selain suamimu ini.” Ciuman kembali mendarat. Kali ini di pipi

