“Kak Salsa?” Altha menyapa. Salsa pun keluar dari lift. Sementara Altha urung masuk. Mazida meraba masker. Masih aman. Ia berharap semoga Salsa tidak mengenali. “Tadi gue ke ruangan lo, tapi lo katanya lagi keluar. Gue telepon, kirim pesan, nggak ada tanggapan. Ke mana sih lo?” “Ada hal penting yang harus gue urus di luar.” “Ada hal serius juga yang ingin gue bahas sama lo, Tha. Ini darurat. Bantu gue.” “Masalah apa?” Salsa melirik belakang tubuh Altha di mana Mazida berada. “Dia siapa?” “Oh, ini–“ “Sa-saya karyawan magang, Bu,” jawab Mazida memotong ucapan Altha. Altha menahan tawa ketika Mazida menyebut dirinya karyawan magang. Memang cocok, bajunya pun hitam putih. “Bukannya ini lift khusus petinggi dan pemegang saham? Kalau lift karyawan harusnya di lift satunya?” Salsa masih

