Mazida kian terisak-isak. “Mungkin bagi orang lain, saya ini lebay. Terlalu menangisi masalah sekecil ini padahal di luar sana ada yang punya masalah lebih besar. Tapi nggak tahu kenapa kalau menyangkut tentang ibu, saya sangat lemah, Nyonya. Saya paling rapuh jika menyangkut orang tua.” “Kamu wanita yang hebat, Sayang. Kamu juga anak yang luar biasa yang didik begitu baik oleh ayahmu. Kamu cantik, baik, lemah lembut, hormat pada yang lebih tua. Buktinya kamu justru menurut dan diam saja saat saya sakiti dulu. Kamu sama sekali nggak melawan atau meminta Altha melawan kami demi memperjuangkanmu. Saya belum kenal sama almarhum ayahmu. Tapi dari cerita sekilas Altha dulu, saya yakin ayahmu sosok yang sangat menyayangimu. Sampai-sampai di ujung usianya, masih sempat memikirkan kamu dengan mem

