“Aku juga masih bingung,” jawab Mazida. “Aku belum bisa berpikir jernih sekarang.” “Lalu apa yang membuatmu bingung?” tanya Altha. “Di sana nggak punya tempat tinggal.” “Kita bisa tinggal di apartemen yang biasanya, Zi.” “Kita? Berdua sama kamu, Tha? Nggak! Kalian ini sekarang orang asing. Nggak boleh tinggal serumah!” pekik Novina. “Ma, aku janji nggak bakal ngapa-ngapain Mazida. Lagian juga bakal nikah lagi.” “Pokoknya enggak. Mazida boleh tinggal di apartemen. Kamu tinggal di rumah.” “Garing dong, Ma. Kami memang tinggal serumah, tapi nggak bakal berbuat aneh-aneh. Zi, bilangin ke Mama kalau kita ini sudah pro dalam menjaga diri.” Mazida menggeleng seraya tersenyum tipis. Ia merasa, hanya di samping Altha bisa merasakan kedamaian dan kenyamanan. Altha selalu bisa melindungi deng

