Mazida tidak jadi melangkah ke kantor. Ia malah kembali masuk mobil. Altha menatap heran pada sang istri dari luar. “Kok masuk mobil lagi? Kok jadi tambah merajuk gini?” Niat Mazida ke kantor memang untuk bekerja. Jika sudah sampai di dalam, ia tidak ingin keluar lagi. Ia tidak ingin membolos. Namun, entah mengapa Altha seperti bisa membaca pikirannya dan malah ikutan turun. “Biar aku izin lewat telepon aja. Ayo jalan.” Wajah Mazida cemberut. Altha tertawa. Ia juga ikut masuk. Di dalam, ia mencubit gemas bibir istrinya yang manyun itu. “Ish.” Mazida menjauhkan diri dari sang suami. “Aku nggak mau jalan sebelum kamu senyum.” “Habisnya aku sebel. Aku di kantor kemarin sudah kena masalah gara-gara si Anggun, sekarang Mas Altha nyuruh bolos. Gimana kalo aku kena sanksi?” “Nggak akan, S

