Setelah makan malam mewah di restoran, Mazida mengajak Rini ke pasar malam. Rini menang banyak karena semua ditanggung Mazida. Selama makan, Mazida sama sekali tidak berna*su dengan hidangan yang tersaji. Ia hanya makan beberapa suap padahal menunya menurut Rini sangat lezat. “Lu malam ini kesambet apa kesurupan, sih? Tumben-tumben mau-mau aja gue milih makan ke resto mewah? Trus habis itu ke sini. Duit lu sebanyak apa emang?” tanya Rini sambil menikmati permen kapas. “Duit gue nomor serinya nggak bakal habis. Tenang aja lu pokoknya.” “Dih, bisa songong lu sekarang? Lu punya sugar daddy? Siapa? Kenalin sini. Lu juga belum cerita tentang cincin lu itu. Dari sugar daddy lu juga?” “Rahasia.” “Nggak asyik lu main rahasia-rahasiaan sekarang.” Mazida hanya mengedikkan bahu sambil menikma

