Mazida setengah sadar, setengah tidak. Kesadarannya mulai berada di awang-awang. Timbul tenggelam. Badannya terasa sangat ringan seperti kapas. Kakinya yang gemetar, rasanya tidak bisa lagi menopang tubuh. Telinganya berdengung, lalu pandangannya berubah gelap. “Zida!” Altha berteriak saat tubuh Mazida terasa berat dalam dekapannya. Altha lalu menggotong wanitanya menjauh dan dari bed Zamroji. Saat menggotong, ponsel di saku Mazida terjatuh. Pria itu berhenti, bingung harus melanjutkan langkah atau mengambil ponsel tersebut. Saat bingung itulah, seorang perawat datang mendekat dan mengambil ponsel itu. “Lanjutkan, Pak. Biar saya bawakan ponselnya.” Altha mengangguk, lalu kembali berjalan keluar dan menidurkan Mazida di kursi tunggu. “Ini ponselnya.” Perawat itu menyerahkan barang ters