Bintang menunduk saat Nurul kembali mendatangi kamarnya dengan secangkir teh untuk menghangatkan. Lama Nurul terdiam, lalu bertanya, "Katakan, Bintang! Apa semua yang bunda dengar itu benar?"
Bintang tak memiliki bantahan, hanya mengangguk dan menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Wanita itu tak menghakimi putranya sebab tahu, dirinya juga menderita. Hanya usapan pelan di bahunya, lalu berkata, "Apa kamu minta Bunda nikah sama papanya Dhitya ... juga karena kamu mencintai Luna?"
Ya, semua demi Luna. Cukup Nurul mendengarkan, lalu dia menghela napas pasrah.
"Luna benar, Sayang! Cintamu egois."
Bintang terkejut, bahkan mamanya juga berpikir yang sama? "Bun, aku ...."
"Hatimu egois, Bintang. Kamu bahkan menyakiti dirimu sendiri, hakmu untuk bahagia juga kamu renggut. Dan juga, kebahagi
