Sementara itu di Indonesia. Gia duduk di ruang tamu bersama Farid, ayahnya, sambil memegang secangkir s**u hangat. Perutnya yang semakin membesar terasa berat, namun kehadiran sang ayah membuatnya sedikit nyaman. Farid menatap putrinya dengan lembut. “Bagaimana keadaanmu, Nak?” Gia mengangguk pelan. “Iya, Yah. Oh… ada sesuatu yang ingin Gia ceritakan.” Farid menaikkan alis, tanda bersiap mendengar. “Romy sekarang kerja di dapur restoran Mas Zio,” ucap Gia akhirnya. Farid langsung terdiam. Nafasnya tertahan, wajahnya jelas menunjukkan keterkejutan. “Romy?” Gia menunduk, menggenggam ujung kaosnya. “Iya… tapi Mas Zio nggak tahu kalau Romy itu masa lalu Gia, Yah. Gia juga nggak mau cerita, takutnya Mas Zio salah paham.” Farid menghela napas panjang, lalu mengusap puncak kepala Gia denga

