24. Usaha Keras

1888 Kata

Pagi itu sama seperti kemarin. Gala sudah pergi ketika Kirana bangun. Kejadian semalam memukulnya terlalu keras hingga Kirana merasakan lagi kesedihan dan kekecewaan yang dia coba lupakan. Kirana beringsut ke tepi ranjang dan duduk di sana. Dia menangkup wajah dengan kedua tangan sementara ingatannya kembali menemukan Arsenio. Wanita itu tidak menduga berhadapan kembali dengan Arsenio adalah hal terberat untuk dilakukan. Dering ponsel membangun kembali kesadaran Kirana. Dia mengambil gawai itu dari atas meja di samping tempat tidur lalu melihat nama si penelepon yang tertera di layar. Santi. “Ada apa, San?” Kirana merasa senang meskipun hanya mendengar suara Santi. Lebih dari sebulan dia dan Santi hanya bisa berbincang lewat telepon dan aplikasi chatting. Setelah Gala membatasi aksesnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN