“Nyonya, dagingnya sudah matang.” Interupsi dari bik Susi membuat Mami Iren, Uva dan Caca menoleh ke arah dapur. Mami Iren beranjak berdiri dan melangkah ke dapur untuk mengecek masakannya. Caca merogoh saku celananya, mengambil hp-nya. Ada satu chat yang masuk dan belum terbaca. [Aku sepertinya tak bisa pulang untuk makan siang. Ada clien yang mengajak makan siang sambil membicarakan soal pekerjaan. Jangan menungguku.] Chat dari suaminya membuat Caca jadi mengigit bibir. Padahal tadi udah cukup senang karna jam makan siang sisa beberapa menit lagi. “Ca,” panggil Uva. Caca menoleh, menatap Uva dengan sedikit terkejut. Lalu mengikuti tatapan Uva yang menatap ke lantai atas sana. “Kamarmu sama pak Va’as di sana?” tanyanya dengan berbisik. Caca mengangguk samar. “Uumm, iya di sana. Di