97. Adik Dan Kakak.

2193 Kata

"Dia mau ngapain sih?" Pian menunjuk Pram yang berada di parkiran hotel. Acara sudah selesai, dan saat ini adalah pagi hari, di mana aku akan kembali ke kosan. Pian menjemputku tanpa sepengetahuanku. "Oh, gue emang ada janji sama dia." Aku semalam mengangkat telponnya Pram. Dan kami berjanji akan sarapan bersama di sebuah kafe. "Lo janjian sama dia, tanpa ngasih tahu gue?" aduh, ni anak ingusan kenapa repot banget sih. "Emang kenapa sih Ian?" Dia menggeleng tidak habis pikir. "Lo sudah ciuman sama gue, itu artinya lo udah setuju mau nikah sama gue. jadi, lelaki manapun di dunia ini harus lo jauhin, tidak terkecuali dia." Oh, ya ampun. Rupanya anak ini mulai mengaturku. Ok, salahku yang telah terhanyut pada ciumannya waktu itu. Sungguh aku sedang lelah dan tidak ada pilihan. Maksudku, P

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN