Sampai di Rinabi, aku melihat semuanya sama saja. Yang berbeda adalah mereka semua wajahnya berseri seri. Mungkin dapat klien baru atau malah ada bonus dari bos. "Ada apa nih?" kuletakan tas di atas meja kerjaku. Rafa mendekat. "Lo bolos tiga hari ngapain aja?" tanya nya. "Gue molor lah!" jawabku santai. "Bos nanyain enggak?" tambahku. Rafa menggeleng. "Kayanya enggak. Dia tahu kalau lo capek kayanya." ungkap Rafa. "Lo udah masuk?" tanya ku pada Raya. Aku kira karena sudah menjadi istri seorang bos. Dia enggak akan kerja. Raya mengangguk. "Gue bakal berhenti kerja kalau udah punya baby aja." jawabnya. "Wah, karyawan Rinabi bakal hilang satu persatu, dong." ungkapku. Bingung juga kalau kami terus berkurang. "Gampang lah. Kita minta karyawan baru aja sama bos." Joy berkata. "Kala