Desahan Shila semakin nyaring, mengalun mengikuti ritme gerakan Arga yang semakin cepat dan dalam. Rambutnya yang terurai berantakan, menghiasi bantal yang basah oleh keringat dan air mata. Kulitnya memerah, terutama di sekitar leher dan d**a, tanda -tanda kasih sayang Arga yang tak pernah sungkan untuk ia tinggalkan. Arga sendiri, terbuai oleh keindahan tubuh Shila, gerak tubuhnya semakin liar, mencari titik -titik sensitif yang mampu membangkitkan gairah Shila hingga puncak kenikmatan. Tangan Arga menjelajahi setiap lekuk tubuh Shila, membelai, menarik, dan meremas. Sentuhannya yang lembut bercampur kasar, membuat Shila meronta -ronta, namun dalam rontaan itu tersimpan sebuah kenikmatan yang tak tertahankan. Ia mendesah, mengerang, dan memanggil nama Arga dengan suara