Sejak garis dua itu muncul di test pack, dunia Shila dan Arga berubah. Tidak dalam artian negatif malah sebaliknya. Arga seperti menemukan obsesi baru dalam hidupnya, memastikan Shila dan bayi mereka aman, bahagia, dan terus tersenyum setiap hari. "Sayang, kamu mau napas aku bantuin juga nggak?" tanya Arga suatu pagi dengan wajah serius tapi absurd. Shila yang sedang berdiri di depan lemari, menimbang mau pakai baju hamil yang mana hari ini, menoleh dengan alis terangkat. "Hah?" "Kamu udah susah tidur, susah makan, perutmu makin gede. Aku takut kamu kecapekan napas," lanjut Arga sambil mendekat, meletakkan telapak tangan di perut Shila yang mulai membuncit manis. "Jadi kamu mau bantuin aku napas juga?" Shila tertawa geli. Arga mengangguk mantap. "Ya, nanti aku atur napasnya bareng kam