Shila yang memang belum tidur pun masih bisa melihat pergerakan Arga melalui sela matanay yang tak tertutup dengan rapat. Ia sudah membatasi diriya dengan tumpukan guling di bagian tengah agar ada jarak anatara dirinya dan Arga. Arga naik ke atas ranang dan menutup tubuhnya dengan handuk. Ia menarik satu guling di tengah untuk menghilangkan pmebatas buatan Shila. "Ish! Jangan di ambil!" ucap Shila ketus. "Kenapa?" tanya Arga bingung. "Ini buata pembatas," ucap Shila antang. "Pembatas? Untuk apa?" tanya Arga semakin bngung dengan tingkah Shila. Beginilah nasib menikah dengan gadis labil yang usianya jauh di bawah Arga. Buukan lagi harus ngemong, etapi Arga juga harus banyak sabar. "Biartidak ada sentuhan," jelas Shila denagn sorot mata tajam. "Uh ... Kamu itu kayak masih perawan aj