Raut wajah Kakek Uta, begitu panggilan akrabnya, sangatlah tidak bersahabat. Mimik wajahnya terlihat kesal, kecewa, emosi, dan galak. Rambutnya berwarna putih merata karena faktor usia dan kedua tangannay memegang tongkat andalannya yang berbentuk ular, trebuat dari bahan kayu jati pilihan. Kedua matanay begitu tajam dan sangat awas sekali. Beliau tidak memakai kaca mata sehingga alis tebal yang mulai memutih itu juga terlihat sangat lebat seperti ulet bulu yang enggan bergeser dari tempatnya. Melisa sebagai menantu kesayangan Uta pun masih merasa canggung sejka dulu. Kedekatannya masih ada pembatas. Melisa sama sekali tidak berani menyanggah atau menyela ucapan Ayah mertuanya. Begitu juga dengan Pradana, sebagai anak semata wayang dan paling di banggakan oleh Uta karena keberhasilan,