39. Benar-Benar Marah

1618 Kata

“Kamu enggak dengar, dari semalam, kakakmu ketakutan?” “Dari pagi kakakmu mual-mual muntah, kamu juga tetap di kamar!” “Kamu enggak kasihan, kakak kamu lagi hamil begitu, bukannya bantu, tolongin. Eh kamu asyik sama suami kamu di kamar? Enggak punya hati banget kamu ya? Enggak mikir, punya otak, sudah pada dewasa, enggak pada dipake!” Ibu Wati tak hanya melirik sinis Shanum. Sebab ia juga mengutuk sikap cuek Shanum yang baginya sudah tidak punya hati. “Suaminya ke mana? Aku di sini saja, suamiku ikut. Kenapa dia enggak ikut suaminya, atau suaminya yang di sini? Bukan aku loh yang minta dia buat hamil. Lagi pula, aku asyik sama suamiku, Mak. Bukan sama suami orang! Mamak ini ya, lama-lama makin enggak bisa bedain mana yang–'' Saking emosinya, Shanum sampai tak bisa berkata-kata. Kopi h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN