“Num, sepertinya suamimu ... ah ini sih bukan sepertinya. Menang suamimu lebih keren dari suamiku. Usianya berapa? Akhir dua puluh?” ibu Fiona selaku majikan Shanum, berbisik-bisik kepada Shanum. Shanum yang awalnya masih berlinang air mata, jadi sibuk menahan tawa. “Bisa-bisanya Ibu bilang begitu. Dulu Ibu bilang, suami ibarat rezeki. Yang berarti memang suamiku rezekiku, kan, Bu? Rezeki anak solehah!” ucap Shanum dan makin membuat sang bos iri. “Asli sih ganteng, keren. Itu mobil, ... mobilnya?” “Ya iyalah Bu, itu mobilnya. Kan dibilangin, dia orang kaya. Dari keluarga berada, bos gitu. Buang si Ridwan, aku dapat bos tajir. Huahaha!” “Sombong banget kamu! Tapi selamat, selamat! Keren banget kamu! Moga langgeng sampai buyut-buyut tongkok, kalian makin saling cinta!” “Aamiiin, Bu. Ami