18. Pertemuan

1569 Kata

Darren baru saja mematikan laptop setelah melakukan rapat daring dengan beberapa direksinya. Rasa lengket menjalar di seluruh tubuh Darren. Siang hari di Gunung Kidul memang luar bisa panas, tapi malam harinya begitu dingin menggigil. Suasananya yang jauh dari perkotaan membuat Darren bisa tenang mengerjakan semua pekerjaannya. Pria berbadan tegap itu berdiri, berjalan menuju lemari mini di ruang kerjanya, mengambil satu botol air isotonik. Matanya yang kelam menatap ke luar jendela. Suasananya begitu sepi, dingin, dan gelap. Dalam sekejap, isi botol itu sudah kosong. Bayangannya kembali berkelana ke masa lima tahun yang lalu, di mana dia menodai seorang gadis kecil, gadis yang bahkan belum genap 18 tahun, bahkan belum lulus SMA. Saat itu, hatinya benar-benar diliputi rasa sakit atas adi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN