Kirana merasa tidurnya terganggu saat dia mendengar kicauan burung. Burung-burung itu berkicau, bersahutan, seolah sedang bersyukur pada Tuhan atas pagi yang indah ini. Perlahan, Kirana mengerjapkan matanya. Setelah matanya bisa beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk, Kirana mengangkat kepalanya, duduk di atas kasur dengan bersandar pada headboard, memejamkan mata, menikmati suara burung . Kirana masih ingin bermalas-malasan. Rasanya sudah lama sekali dia tidak merasakan tidur senyenyak ini. namun, dia tidak bisa terus berleha-leha. Bagaimana pun juga, dia tidak tinggal di rumahnya sendiri. “Bangun, Kirana! Apa kau lupa kalau tidur bersama Edwin di rumah Darren?” ucap Kirana pada dirinya sendiri. Dia pun bergegas bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Beberapa lukanya masih te