Darren memasuki ruang kerjanya dengan suasana hati yang sangat buruk. Membayangkan bagaimana Kevin menatap Amber membuatnya sangat marah. Darren mengambil air putih di lemari es kecil di pojok ruangannya. Diteguknya air di dalam botol itu hingga tandas. Namun, Darren masih belum merasa baik-baik saja. Nafasnya masih saja memburu. Digenggamnya erat-erat botol yang ada di tangannya lalu dilemparnya ke dinding hingga pecah. “Argh!!” Darren memejamkan matanya. Dia mencoba mengatur emosinya agar tidak semakin meledak. Membayangkan seringai di bibir Kevin saat membicarakan Amber, dia tidak terima. Darren mendengkus. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Setelah beberapa saat, dia merasa nafasnya sudah tidak lagi memburu. Bibirnya tersenyum tipis. Kali ini, dia akan me