22. Satu Ruangan

1346 Kata

Darren memasuki kantor Elang dengan langkah tegap penuh percaya diri. Meski sekarang tidak semua karyawan berdiri untuk menyambut kedatangannya, beberapa yang tidak sibuk masih setia member penghormatan padanya. Pandangannya lurus dengan otak yang tidak berhenti memikirkan inovasi-inovasi untuk kemajuan perusahaannya. Benturan pantofel kulit kualitas premium miliknya dengan marmer kantor memberi melodi menakutkan bagi siapa pun yang mendengarnya. Aroma parfum memabukkan mengiringi setiap langkah. Saat seluruh pikiran dan syarafnya berputar untuk kelangsungan perusahaannya, ekor matanya menangkap pergerakan dari meja Amber. Seketika itu juga dia berdecak. Kaki yang harusnya melangkah menuju ruangannya, justru berbelok dan berhenti di depan meja Amber. “Siapa yang mengijinkanmu masuk?” tan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN