Keesokannya, Amber menghubungi bagian HRD untuk ijin. Anehnya, mereka meloloskan ijinnya begitu saja tanpa masalah berarti.
Amber tampak tidak percaya betapa mudahnya dia mengurus ijin. Bukankah dia pegawai baru? Dia bahkan baru satu bulan bekerja!
“Mama tidak bersiap-siap?” Ana memasuki kamar Amber dan duduk di samping mamanya di atas kasur. Gadis kecil itu sudah rapi dengan seragam dan rambut yang dikuncir dan poni menghiasi dahinya.
“Hari ini mama ijin tidak bekerja, Sayang.” Amber meletakkan ponselnya dan memeluk putrinya.
Ana mendongak. “Kenapa?” Matanya yang sekelam malam Halloween mengerjap.
“Karena ada hal yang harus mama urus sebentar.”
“Apa teman mama jahat? Suka memukul dan mengatai mama?”
Amber mengernyit. “Apa di sekolahmu ada anak yang senakal itu?”
Ana menunduk lalu
