Rumor Alyan seorang gay yang Erika sampaikan terus terngiang-ngiang di kepalaku. Aku tidak ingin memercayai tetapi bukan tidak mungkin memang itu bukan sekedar rumor tetapi kenyataan. Apalagi ketika aku mencium, Alyan tidak membalas. Sikapnya datar seolah tidak ada getaran sedikit pun dari sentuhan yang Aku berikan. Aku mendesah, resah. Sampai pikiran negatifku membuat nekat bertanya pada Moi saat kami sedang mengirim pesan. [Moi, lebih sakit mana ketika kamu menyukai seseorang tetapi telah punya pacar hm seorang wanita atau kenyataan kalau seseorang yang kamu suka adalah seorang gay?] Moi menjawab heran dengan pertanyaan random yang aku berikan. [Keduanya, sama saja.] Aku menarik napas dalam begitu membaca pendapat Moi. Keduanya memang menimbulkan sakit, kecewa. Aku tak memungki