Aku masih bersama Alyan, harusnya segera kembali atau Daddy pasti akan mencari dan khawatir bila aku tak segera muncul. Namun, aku tidak bisa membiarkan Alyan pergi begitu saja setelah sebelumnya batal menemui dia. Tidak kuduga malah bertemu tanpa sengaja di sini. “Apa kamu selalu mengikutiku? Aku curiga.” Alyan terlihat tidak ingin berlama-lama menghadapiku yang mungkin dalam pikirannya terlihat tebal muka. Sudah di minta untuk tak menemui lagi, aku malah masih melakukannya. “Tidak salah? Kamu yang kemarin jelas-jelas mengikutiku.” Sindirnya balik. Aku memutar bola mata, “Ya. Aku memang mencari tahu informasi tentang dirimu. Nomor kontak pribadimu, atau alamat. Setelah kamu menolak tawaran kerja sama dengan Lais Grup. Kenapa? Apa karena kamu ingat, kalau aku anak sulung dari Kaivan