Aku tidak menduga bila Alyan akan mengatakannya. Kami masih diposisi yang sama, sampai Alyan menegurku yang hanya sejak tadi menatap dirinya tanpa kedip. “Bisa kamu menyingkir dari atasku?” “Apa aku berat?” pertanyaan balik lolos, membuat Alyan terlihat gemas padaku. “Sebentar, begitu saja kamu marah.” Aku segera bangun dari atasnya dan duduk, memerhatikan Alyan bangun juga duduk di hadapanku. “Apa kamu terluka?” memastikan. “Tidak.” Katanya yang jelas bukan hal baru jika jatuh di atas ring. Aku menatapnya, yang malah menatap sarung tinju yang masih terpasang di tanganku. Dia mendekat lalu menarik lepas dari tanganku. “Ka Alyan..” “Stop memanggilku pakai sebutan ‘Kakak’, orang lain akan menduga bila aku kakakmu.” Mataku mengerjap atas permintaannya, “sejak dulu aku memanggi