"Sayang, tolong fokus pada suara Mas saja, ya? Jangan fokus pada yang lain." Renjana mengatakan itu supaya rasa sakit Sera teralihkan. Sera mengangguk dan masih berusaha tersenyum, seolah di tengah rasa sakitnya dia juga ingin menenangkan suaminya dan mengatakan dia baik-baik saja, meski kenyataannya rasa sakit itu justru menyerangnya semakin intens. "Dek ... kuat, ya? Istri Mas kuat dan hebat sekali." Renjana usap lembut kening Sera yang terus-terusan berkeringat. Sera mengangguk lemah, dan Renjana mengeratkan genggaman tangannya pada sang istri. Akhirnya mereka tiba di ruang rawat bersalin, saat tadi mereka tiba di rumah sakit, Renjana langsung mengatakan jika Sera adalah pasien salah satu dokter obgyn di sana, lalu langsung diarahkan menuju ruang rawat bersalin untuk menunggu ti

