“Assalamualaikum, Cantik …. Bangun dulu, yuk. Waktunya subuh, Sayang.” Renjana berbisik di telinga sang istri dengan senyum yang sepagi itu sudah terpatri indah di bibirnya. Ah, membayangkan percintaan mereka semalam membuat gelenyar hasrat itu kembali Renjana rasakan, percintaan mereka semalam benar-benar panas dan Renjana juga sadar dia melewati batas dengan tidak bisa menahan diri hingga membuat Sera kuwalahan, padahal biasanya dia bisa menyudahi di sesi ke tiga, namun semalam dirinya justru menggila sebab tau besok adalah weekend. Lelap Sera terlihat sangat pulas dan itu membuat Renjana merasa sedikit tidak tega untuk membangunkannya, namun mereka memiliki kewajiban. “Sayangku … Bangun, yuk …” Renjana kembali membisik mesra. Dengan nakal dia bahkan menjilat dan menggigit kecil

