Kedua pria itu kini berdiri saling berhadapan, yang satu terlihat memberikan tatapan penuh penilaian, yang satunya lagi sedang menyiapkan hati untuk memulai pembicaraan. “Ada apa, Ren? Mau bicara apa?” Arjuna berpikir jika menantunya itu ingin membicarakan tentang keluarga Amerta, sebab Nadhif sudah beberapa kali ini mencoba menghubungi Arjuna dengan alasan ingin membicarakan tentang Renjana. Namun, sejauh ini Arjuna tidak meresponsnya, karena menganggap Renjana memang tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan Amerta. Renjana menarik napasnya sekali lagi, lalu mendongak menatap mertuanya. “Renjana menyakiti putri Ayah. Renjana mengingkari janji Renjana pada Ayah.” Tatapan Arjuna langsung berubah seketika, matanya mengandung amarah dengan tangan yang terkepal kuat. “Renjana

