“Karena …” Renjana menggantung kalimatnya, dia mengulum bibir dengan tatapan geli melihat wajah Sera yang super penasaran. “Kita belum makan malam, Dek. Kamu baru sembuh, tidak boleh telat makan. Mas pesan dulu.” Renjana langsung beranjak untuk turun dari ranjang, namun detik itu lengannya kembali ditarik Sera dan kaki wanita itu langsung membelit kakinya. Sera mendengus gemas dengan wajah yang kesal. Renjana sontak tertawa dan menepuk-nepuk puncak kepalanya. “Mau makan apa, Cantik?” “Apa saja, Mas! Cepat, ih, Mas! Belum selesai kita.” Sera bahkan mengambilkan ponsel suaminya di atas nakas dan seperti komandan yang mengintai setiap pergerakan suaminya. Renjana langsung tertawa sambil menelpon resepsionis yang sudah bekerja sama dengannya sesuai rencana, memesan makanan yang pal

