“Mas Ren…” Panggilan itu kembali mendayu manja untuk yang ke empat kalinya, seolah masih enggan menyerah meski pun tidak ada sahutan dari dalam. Sera sampai menoleh ke arah pintu dengan wajah yang kesal. Bibirnya sudah menganga untuk bersuara, namun Sera langsung memekik terkejut dengan mata melotot atas apa yang dilakukan masnya. Melihat Sera menoleh ke arah pintu dengan wajah muramnya, Renjana langsung meraih kedua pipi Sera untuk menghadapnya, lalu dengan secepat kilat membungkam mulut Sera dengan bibirnya dan langsung menggigit sedikit kuat di sana. “Agghhh! Mas!” Sera refleks berteriak dan memekik, namun Renjana langsung merasa puas dengan tawa gelinya. Sesuai rencana, pekikan Sera justru terdengar seperti desahan tersiksa. Tentu saja Renjana kembali melanjutkan apa yang s