“Abang …” Suara Aida mengalun lirih, hampir menangis melihat tatapan abangnya yang mengandung luka dan kecewa. Meskipun Aida yakin tidak akan ada teriakan yang akan keluar dari bibir abangnya, namun saat abangnya begitu marah dan kecewa, bahkan embusan napasnya yang keras tetap membuat bulu kuduk Aida berdiri dan membuatnya menahan tangis. Nikha yang baru saja selesai mengantar bubur buatannya ke kamar Sera langsung memutuskan ikut bergabung di ruang tamu. Wanita itu duduk di samping Aida, pun dengan Joshua yang sudah bergabung dengan duduk di samping Renjana. Joshua meletakkan ponselnya di atas meja dengan posisi terbalik, rekaman suara juga telah diaktifkan. Begitu juga Nikha, yang memiliki intuisi jika Aida mungkin terlibat, wanita itu meletakkan ponselnya di sofa, di tengah

