Senyum itu masih terpatri sempurna sama seperti tahun demi tahun yang telah berlalu, justru terlihat semakin indah layaknya bunga yang terus dirawat dengan cinta karena pemiliknya begitu mencintai dan menjaganya dengan hati-hati. Begitulah senyum di wajah Renjana yang selalu dirawat dengan baik oleh istrinya, dengan cinta dan kasih yang dibalut rasa syukur dalam kehidupan mereka atas segala nikmat yang Allah berikan untuk keluarga kecil mereka. “Sayang … bangun, mandi dulu, yuk. Sudah subuh, Mama.” Renjana berbisik di telinga Sera, menghidu aroma wanita itu yang membuatnya merasa tenang, wangi khas Sera yang sudah bercampur dengan wangi bayi mereka. Dia kecup-kecup pipi sang istri sambil menggesekkan hidungnya di pipi mulus itu. Masih belum berhasil membuat sang istri terbangun,

