“Cemburu, ya?” Renjana menjawil dagu Sera, yang membuat tangannya kembali ditabok sang istri. “Jangan mengulur waktu, deh, Mas! Ceritakan sekarang!” Sera juga tidak tau kenapa nada suaranya berubah sewot, namun suaminya itu tidak terlihat tersinggung sama sekali, justru malah kembali tertawa dan mencuri ciuman di pipi Sera. “Tangan dan bibir Mas tolong dikondisikan!” Sera kembali menabok tangan pria itu yang kini mengusap-usap bibirnya. “Ini sudah yang paling terkondisikan yang bisa Mas usahakan, Dek.” Renjana langsung menunjukkan wajah merana. “Sudah, ah! Back to topic!” Wanita itu memberikan death glare yang justru terlihat menggemaskan di mata Renjana. “Dulu Mas bertemu dengannya saat hadir di salah satu seminar. Semester lima kalau tidak salah. Mas bukannya sombong, ya, Dek

