“M…Mas … Ma…u … A.. paa?” Sera mencengkeram lengan pria itu dengan tatapan yang was-was, tatapan mata masnya benar-benar tidak seperti biasanya. "M ... M ...as ...." Sera menelan ludahnya kelat dengan jantung yang berdegup cepat. Renjana justru tersenyum hangat dan mengecup kening Sera yang masih berada dalam gendongan. “Mau memperbaharui kesepakatan kita sebelum tahun berganti, Dek,” bisik Renjana dengan tatapan yang masih penuh makna. Pria itu membaringkan Sera dengan hati-hati, lalu langsung memposisikan dirinya dengan menumpukan tangannya di sisi-sisi tubuh Sera, seperti hendak menindih wanita itu yang tatapannya semakin gugup dan gelisah. Renjana belum mengatakan apa pun, namun tatapannya seperti sedang memindai setiap inch tubuh Sera. Sera merasa bulu kuduknya berdiri

